Halaman

Selasa, 20 Desember 2011

Konsep Dasar dan Konfigurasi Jaringan

Konsep Dasar dan Konfigurasi Jaringan


Jaringan komputer (jaringan) adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi (surel, pesan instan), dan dapat mengakses informasi(peramban web).
 
Setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta/menerima layanan disebut klien (client) dan yang memberikan/mengirim layanan disebut peladen (server). Desain ini disebut dengans istem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.

Dua buah komputer yang masing-masing memiliki sebuah kartu jaringan, kemudian dihubungkan melalui kabel maupun nirkabel sebagai medium transmisi data, dan terdapat perangkat lunak sistem operasi jaringan akan membentuk sebuah jaringan komputer yang sederhana. Apabila ingin membuat jaringan komputer yang lebih luas lagi jangkauannya, maka diperlukan peralatan tambahan seperti Hub, Bridge, Switch, Router, Gateway sebagai peralatan interkoneksinya.

Berikut akan di share beberapa pengetahuan tentang apa itu jaringan, apa saja macam2 jaringan, konsep dan konfigurasi jaringan mulai OSPF. BGP sampai MPLS.

Jika ingin mengetahui lebih dalam, silahkan mengikuti link di bawah ini:

1. Jaringan Komputer

2. OSPF

3. BGP

4. MPLS

Senin, 19 Desember 2011

Jaringan Komputer

Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah:

* Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori, harddisk
* Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting
* Akses informasi: contohnya web browsing

Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta layanan disebut klien (client) dan yang memberikan layanan disebut pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.

Klasifikasi Berdasarkan skala :
* Personal Area Network (PAN)
* Campus Area Network (CAN)
* Local Area Network (LAN)
* Metropolitant Area Network (MAN)
* Wide Area Network (WAN)
* Global Area Network (GAN)

Berdasarkan fungsi : Pada dasarnya setiap jaringan komputer ada yang berfungsi sebagai client dan juga server. Tetapi ada jaringan yang memiliki komputer yang khusus didedikasikan sebagai server sedangkan yang lain sebagai client. Ada juga yang tidak memiliki komputer yang khusus berfungsi sebagai server saja. Karena itu berdasarkan fungsinya maka ada dua jenis jaringan komputer:

* Client-server
Yaitu jaringan komputer dengan komputer yang didedikasikan khusus sebagai server. Sebuah service/layanan bisa diberikan oleh sebuah komputer atau lebih. Contohnya adalah sebuah domain seperti www.detik.com yang dilayani oleh banyak komputer web server. Atau bisa juga banyak service/layanan yang diberikan oleh satu komputer. Contohnya adalah server jtk.polban.ac.id yang merupakan satu komputer dengan multi service yaitu mail server, web server, file server, database server dan lainnya.

* Peer-to-peer
Yaitu jaringan komputer dimana setiap host dapat menjadi server dan juga menjadi client secara bersamaan. Contohnya dalam file sharing antar komputer di Jaringan Windows Network Neighbourhood ada 5 komputer (kita beri nama A,B,C,D dan E) yang memberi hak akses terhadap file yang dimilikinya. Pada satu saat A mengakses file share dari B bernama data_nilai.xls dan juga memberi akses file soal_uas.doc kepada C. Saat A mengakses file dari B maka A berfungsi sebagai client dan saat A memberi akses file kepada C maka A berfungsi sebagai server. Kedua fungsi itu dilakukan oleh A secara bersamaan maka jaringan seperti ini dinamakan peer to peer.

Berdasarkan topologi jaringan: Berdasarkan [topologi jaringan], jaringan komputer dapat dibedakan atas:
* Topologi bus
* Topologi bintang
* Topologi cincin
* Topologi mesh
* Topologi pohon
* Topologi linier

Pengertian LAN, WAN dan MAN 

1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network biasa disingkat LAN adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil; seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah atau yang lebih kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE 802.3 Ethernet menggunakan perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer data 10, 100, atau 1000 Mbit/s. Selain teknologi Ethernet, saat ini teknologi 802.11b (atau biasa disebut Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk LAN. Tempat-tempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi biasa disebut hotspot.

Pada sebuah LAN, setiap node atau komputer mempunyai daya komputasi sendiri, berbeda dengan konsep dump terminal. Setiap komputer juga dapat mengakses sumber daya yang ada di LAN sesuai dengan hak akses yang telah diatur. Sumber daya tersebut dapat berupa data atau perangkat seperti printer. Pada LAN, seorang pengguna juga dapat berkomunikasi dengan pengguna yang lain dengan menggunakan aplikasi yang sesuai.

Berbeda dengan Jaringan Area Luas atau Wide Area Network (WAN), maka LAN mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Mempunyai pesat data yang lebih tinggi
2. Meliputi wilayah geografi yang lebih sempit
3. Tidak membutuhkan jalur telekomunikasi yang disewa dari operator telekomunikasi

Biasanya salah satu komputer di antara jaringan komputer itu akan digunakan menjadi server yang mengatur semua sistem di dalam jaringan tersebut.

2. Wide Area Network (WAN)
WAN adalah singkatan dari istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris: Wide Area Network merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router dan saluran komunikasi publik.

WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal yang satu dengan jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna atau komputer di lokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lain.

3. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan area network atau disingkat dengan MAN. Suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya. Jaringan MAN adalah gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10 hingga 50 km, MAN ini merupakan jaringan yang tepaMetropolitan area network atau disingkat dengan MAN. Suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya. Jaringan MAN adalah gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10 hingga 50 km, MAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk membangun jaringan antar kantor-kantor dalam satu kota antara pabrik/instansi dan kantor pusat yang berada dalam jangkauannya.

Pada pembahasan selanjutnya (halaman selanjutnya) akan kami berikan konsep-konsep OSPF, BGP, dan MPLS, beserta cara konfigurasinya .


sebelumnya << >> selanjutnya

OSPF

Pengertian OSPF
OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.

Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan.

OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan.

Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol yang selalu berusaha untuk bekerja demikian.

Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link-state yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.

Cara Kerja OSPF
OSPF harus membentuk hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling berkomunikasi seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan router tetangganya, OSPF mengandalkan Hello protocol. Namun uniknya cara kerja Hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa jenis media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing memiliki karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut:

Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR dan BDR akan dibahas berikutnya.

Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.

Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.

Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang tidak
meneruskan broadcast.

Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.

OSPF melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan.

Dalam media jenis ini yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media Point-to-Point.


sebelumnya << >> selanjutnya

Konfigurasi OSPF

Konfigurasi OSPF 
1. Membuat topologi seperti pada gambar berikut 
pastikan untuk meng-idle pc Anda agar tidak lemot saat dijalankan.
R0: s1/0 = 10.10.15.3/24; Bandwidht 64; Clockrate 56000
R1: s1/0 = 10.10.15.5/24; Bandwidht 64
      s1/1 = 10.10.12.6/24; Bandwidht 64; Clockrate 56000
      s1/2 = 10.10.13.5/24; Bandwidht 64; Clockrate 56000
R2: s1/0 = 10.10.12.4/24
      s1/1 = 10.10.14.4/24; Clockrate 56000
R3: s1/0 = 10.10.16.5/24 
      s1/1 = 10.10.13.3/24; Clockrate 56000
R4: s1/0 = 10.10.14.3/24
      s1/1 = 10.10.16.4/24; Clockrate 56000
      s1/2 = 10.10.17.5/24; Clockrate 56000
R5: s1/0 = 10.10.17.6/24

2. Melakukan konfigurasi awal pada masing-masing router.
konfigurasi router 0 

konfigurasi router 1 

konfigurasi router 2 

konfigurasi router 3 

konfigurasi router 4 

konfigurasi router 5 


3. Membuat konfigurasi OSPF pada masing-masing router.
konfigurasi OSPF router 0 
#sh ip rou ospf

konfigurasi OSPF router 1 
#sh ip rou ospf

konfigurasi OSPF router 2 
#sh ip rou ospf 

konfigurasi OSPF router 3 
#sh ip rou ospf 

konfigurasi OSPF router 4 
#sh ip rou ospf 

konfigurasi OSPF router 5 
#sh ip rou ospf 

4. Mencoba melakukan sambungan dari router 1 ke router 4 

5. Mencoba melakukan sambungan dari router 1 ke router 5 

6. Mencoba melakukan sambungan dari router 5 ke router 1 

7. Mencoba melakukan sambungan dari router 5 ke router 2

Semoga tutorial ini bermanfaat :)


sebelumnya << >> selanjutnya

BGP

BGP

BGP atau Border Gateway Protokol merupakan salah satu jenis routing protokol yang digunakan untuk koneksi antar Autonomous System (AS), dan salah satu jenis routing protokol yang banyak digunakan di ISP besar (Telkomsel) ataupun perbankan. BGP termasuk dalam kategori routing protokol jenis Exterior Gateway Protokol (EGP).

Dengan adanya EGP, router dapat melakukan pertukaran rute dari dan ke luar jaringan lokal Auotonomous System (AS). BGP mempunyai skalabilitas yang tinggi karena dapat melayani pertukaran routing pada beberapa organisasi besar. Oleh karena itu BGP dikenal dengan routing protokol yang sangat rumit dan kompleks.

Karakteristik BGP
1. Menggunakan algoritma routing distance vektor.Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan table routing di update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi.
2. Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client.
3. Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system.
4. BGP adalah Path Vector routing protocol.Dalam proses menentukan rute-rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya.
5. Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port nomor 179.
6. Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara periodik.
7. Metrik (atribut) untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat dimodifikasi dengan fleksibel.
8. BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat prefiks-prefiks routing yang diterimanya dari router BGP lain

Cara Kerja BGP
Routing protokol BGP baru dapat dikatakan bekerja pada sebuah router jika sudah terbentuk sesi komunikasi dengan router tetangganya yang juga menjalankan BGP. Sesi komunikasi ini adalah berupa komunikasi dengan protokol TCP dengan nomor port 179. Setelah terjalin komunikasi ini, maka kedua buah router BGP dapat saling bertukar informasi rute.

Untuk berhasil menjalin komunikasi dengan router tetangganya sampai dapat saling bertukar informasi routing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Kedua buah router telah dikonfigurasi dengan benar dan siap menjalankan routing protokol BGP.
2. Koneksi antarkedua buah router telah terbentuk dengan baik tanpa adanya gangguan pada media koneksinya.
3. Pastikan paket-paket pesan BGP yang bertugas membentuk sesi BGP dengan router tetangganya dapat samp dengan baik ke tujuannya.
4. Pastikan kedua buah router BGP tidak melakukan pemblokiran port komunikasi TCP 179.
5. Pastikan kedua buah router tidak kehabisan resource saat sesi BGP sudah terbentuk dan berjalan.

Setelah semuanya berjalan dengan baik, maka sebuah sesi BGP dapat bekerja dengan baik pada router Anda.

Untuk membentuk dan mempertahankan sebuah sesi BGP dengan router tetangganya, BGP mempunyai mekanismenya sendiri yang unik. Pembentukan sesi BGP ini mengandalkan paket-paket pesan yang terdiri dari empat macam. Paket-paket tersebut adalah sebagai berikut:

1. Open Message
Sesuai dengan namanya, paket pesan jenis ini merupakan paket pembuka sebuah sesi BGP. Paket inilah yang pertama dikirimkan ke router tetangga untuk membangun sebuah sesi komunikasi. Paket ini berisikan informasi mengenai BGP version number, AS number, hold time, dan router ID.

2. Keepalive Message
Paket Keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang telah terbentuk antarkedua router BGP. Paket jenis ini dikirimkan secara periodik oleh kedua buah router yang bertetangga. Paket ini berukuran 19 byte dan tidak berisikan data sama sekali.

3. Notification Message
Paket pesan ini adalah paket yang bertugas menginformasikan error yang terjadi terhadap sebuah sesi BGP. Paket ini berisikan field-field yang berisi jenis error apa yang telah terjadi, sehingga sangat memudahkan penggunanya untuk melakukan troubleshooting.

4. Update Message
Paket update merupakan paket pesan utama yang akan membawa informasi rute-rute yang ada. Paket ini berisikan semua informasi rute BGP yang ada dalam jaringan tersebut. Ada tiga komponen utama dalam paket pesan ini, yaitu Network-Layer Reachability Information (NLRI), path attribut, dan withdrawn routes.

Apa Saja Atribut-atribut BGP?
Salah satu ciri khas dan juga merupakan kekuatan dari routing protokol BGP ada pada atribut-atribut pendukungnya. Atribut-atribut ini yang nantinya digunakan sebagai parameter untuk menentukan jalur terbaik untuk menuju ke suatu situs. Atribut ini juga dapat mengatur keluar masuknya routing update dari router-router BGP tetangga. Dengan mengatur atribut ini, Anda dapat dengan bebas mengatur bagaimana karakteristik dan sifat dari sesi BGP tersebut.

Untuk melayani Anda mengatur dengan sebebas-bebasnya, tersedia 10 macam atribut BGP yang umum ditambah satu atribut BGP yang hanya ada pada produk-produk Cisco. Masing-masing memiliki ciri khas dan tugasnya tersendiri untuk memungkinkan Anda memanajemen routing update dan traffic yang keluar masuk. Berikut ini adalah ke-11 atribut-atribut BGP:

1. Origin
Atribut BGP yang satu ini merupakan atribut yang termasuk dalam jenis Well known mandatory. Jika sumbernya berasal router BGP dalam jaringan lokal atau menggunakan asnumber yag sama dengan yang sudah ada, maka indicator atribut ini adalah huruf “i” untuk interior. Apabila sumber rute berasal dari luar jaringan lokal, maka tandanya adalah huruf “e” untuk exterior. Sedangkan apabila rute didapat dari hasil redistribusi dari routing protokol lain, maka tandanya adalah “?” yang artinya adalah incomplete.

2. AS_Path
Atribut ini harus ada pada setiap rute yang dipertukarkan menggunakan BGP. Atribut ini menunjukkan perjalanan paket dari awal hingga berakhir di tempat Anda. Perjalanan paket ini ditunjukkan secara berurut dan ditunjukkan dengan menggunakan nomor-nomor AS. Dengan demikian, akan tampak melalui mana saja sebuah paket data berjalan ke tempat Anda.

3. Next Hop
Next hop sesuai dengan namanya, merupakan atribut yang menjelaskan ke mana selanjutnya sebuah paket data akan dilemparkan untuk menuju ke suatu lokasi. Dalam EBGP-4, yang menjadi next hop dari sebuah rute adalah alamat asal (source address) dari sebuah router yang mengirimkan prefix tersebut dari luar AS. Dalam IBGP-4, alamat yang menjadi parameter next hop adalah alamat dari router yang terakhir mengirimkan rute dari prefix tersebut. Atribut ini juga bersifat Wellknown Mandatory.

4. Multiple Exit Discriminator (MED)
Atribut ini berfungsi untuk menginformasikan router yang berada di luar AS untuk mengambil jalan tertentu untuk mencapat si pengirimnya. Atribut ini dikenal sebagai metrik eksternal dari sebuah rute. Meskipun dikirimkan ke AS lain, atribut ini tidak dikirimkan lagi ke AS ketiga oleh AS lain tersebut. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.

5. Local Preference
Atribut ini bersifat Wellknown Discretionary, di mana sering digunakan untuk memberitahukan router-router BGP lain dalam satu AS ke mana jalan keluar yang di-prefer jika ada dua atau lebih jalan keluar dalam router tersebut. Atribut ini merupakan kebalikan dari MED, di mana hanya didistribusikan antar-router-router dalam satu AS saja atau router IBGP lain.

6. Atomic Aggregate
Atribut ini bertugas untuk memberitahukan bahwa sebuah rute telah diaggregate (disingkat menjadi pecahan yang lebih besar) dan ini menyebabkan sebagian informasi ada yang hilang. Atribut ini bersifat Wellknown Discretionary.

7. Aggregator
Atribut yang satu ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai Router ID dan nomor Autonomous System dari sebuah router yang melakukan aggregate terhadap satu atau lebih rute. Parameter ini bersifat Optional Transitive.

8. Community
Community merupakan fasilitas yang ada dalam routing protokol BGP-4 yang memiliki kemampuan memberikan tag pada rute-rute tertentu yang memiliki satu atau lebih persamaan. Dengan diselipkannya sebuah atribut community, maka akan terbentuk sebuah persatuan rute dengan tag tertentu yang akan dikenali oleh router yang akan menerimanya nanti. Setelah router penerima membaca atribut ini, maka dengan sendirinya router tersebut mengetahui apa maksud dari tag tersebut dan melakukan proses sesuai dengan yang diperintahkan. Atribut ini bersifat Optional Transitive.

9. Originator ID
Atribut ini akan banyak berguna untuk mencegah terjadinya routing loop dalam sebuah jaringan. Atribut ini membawa informasi mengenai router ID dari sebuah router yang telah melakukan pengiriman routing. Jadi dengan adanya informasi ini, routing yang telah dikirim oleh router tersebut tidak dikirim kembali ke router itu. Biasanya atribut ini digunakan dalam implementasi route reflector. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.

10. Cluster list
Cluster list merupakan atribut yang berguna untuk mengidentifikasi router-router mana saja yang tergabung dalam proses route reflector. Cluster list akan menunjukkan path-path atau jalur mana yang telah direfleksikan, sehingga masalah routing loop dapat dicegah. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.

11. Weight
Atribut yang satu ini adalah merupakan atribut yang diciptakan khusus untuk penggunaan di router keluaran vendor Cisco. Atribut ini merupakan atribut dengan priority tertinggi dan sering digunakan dalam proses path selection. Atribut ini bersifat lokal hanya untuk digunakan pada router tersebut dan tidak diteruskan ke router lain karena belum tentu router lain yang bukan bermerk Cisco dapat mengenalinya. Fungsi dari atribut ini adalah untuk memilih salah satu jalan yang diprioritaskan dalam sebuah router.


sebelumnya << >> selanjutnya

Konfigurasi BGP

Konfigurasi BGP
Nb: Sebelum melakukan konfigurasi BGP ini, konfigurasikan serial pada masing-masing router.

Berikut adalah langkah-langkah mengkonfigurasi BGP :

1. Langkah pertama (membuat BGP pada masing2 router)

Router R1
R1 (config)#router bgp 200
R1(config-router)#neighbor 10.0.0.2 remote-as 100
R1(config-router)#network 12.0.1.0 mask 255.255.255.0

Router R2
R2(config)#router bgp 300
R2(config-router)#neighbor 172.16.0.2 remote-as 100
R2(config-router)#network 172.16.1.0 mask 255.255.255.0

Router R0 sebagai pusat
R0(config)#router bgp 100
R0(config-router)#neighbor 10.0.0.1 remote-as 200
R0(config-router)#neighbor 172.16.0.1 remote-as 300
R0(config-router)#network 192.168.0.0
R0(config-router)#network 192.168.1.0

2. Langkah kedua adalah membuat filter router
R0(config)#access-list 1 permit 192.168.0.0 0.0.1.255
R0(config)#router bgp 100
R0(config)#neighbor 10.0.0.1 distribute-list 1 out
R0(config)#neighbor 172.16.0.1 distribute-list 1 out

3. Langkah ketiga membuat konfigurasi router statik
R0(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.0.0.1 210
R0(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.0.1 220

4. langkah keempat adalah melakukan pengujian loopback pada router 1
R1#config ter
R1(config)#int loopback0 100
R1(config-if)#ip address 210.210.210.1 255.255.255.0

5. Langkah kelima, penggunaan “clear ip bgp 0.0.0.0”
R0#clear ip bgp 10.0.0.1
R0(config)#no ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.0.0.1 210
R0(config)#no ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.0.1 220

R1(config)#router bgp 200
R1(config-router)#network 210.210.210.0
R1#clear ip bgp 10.0.0.2

6. Membuat ip default dengan perintah “ip default-network”
R0(config)#ip default-network 210.210.210.0
R0(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.0.1 220

7. melihat ip route BGP pada router R1 dan R2 dengan perintah "sh ip bgp"
R1

R2


8. Langkah terakhir adalah mencoba melakukan ping dari R1 ke R2 dan sebaliknya
R1 ke R2

R2 ke R1

Semoga bermanfaat. :)


sebelumnya << >> selanjutnya

MPLS

Pengertian MPLS 

Metode forwarding (meneruskan data melalui suatu jaringan dengan menggunakan informasi dalam label yang dilekatkan pada paket IP). MPLS menyederhanakan routing paket dan mengoptimalkan pemilihan jalur (path) yang melalui core network.

žNetwork MPLS terdiri atas sirkit yang disebut Label-Switched Path (LSP), yang menghubungkan titik-titik Label-Switched Router (LSR). LSR pertama dan terakhir disebut ingress dan egress.

žUntuk membentuk LSP, diperlukan suatu protokol persinyalan untuk menentukan forwarding berdasarkan label pada paket. Label yang pendek dan berukuran tetap mempercepat proses forwarding dan mempertinggi fleksibilitas pemilihan path

Struktur Header MPLS
   
Label adalah bagian dari header, memiliki panjang yang bersifat tetap, dan merupakan satu-satunya tanda identifikasi paket.

Label digunakan untuk proses forwarding, termasuk proses traffic engineering. Setiap LSR memiliki tabel yang disebut label-swiching table yg berisi pemetaan label masuk, label keluar, dan link ke LSR berikutnya.

Komponen MPLS
a. Label Switched Path (LSP)
Merupakan jalur yang melalui satu atau serangkaian LSR dimana paket diteruskan oleh label swapping dari satu MPLS node ke MPLS node yang lain.

b. Label Switching Router
MPLS node yang mampu meneruskan paket-paket layer 3.

c. MPLS Edge Node atau Label Edge Router (LER)
MPLS node yang menghubungkan sebuah MPLS domain dengan node yang berada di luar MPLS domain.

d. MPLS Egress Node
MPLS node yang mengatur trafik saat meninggalkan MPLS domain.

e. MPLS Ingress Node
MPLS node yang mengatur trafik saat akan memasuki MPLS domain.

f. MPLS Label
Merupakan label yang ditempatkan sebagai MPLS header.

g. MPLS NodeNode yang menjalankan MPLS.
MPLS node ini sebagai control protocol yang akan meneruskan paket berdasarkan label. Dalam hal ini MPLS node merupakan sebuah router

Prinsip Kerja dan Pengukuran QoS pada MPLS
MPLS bekerja dengan cara melabeli paket-paket data. Label tersebut akan memuat informasi penting yang berhubungan dengan informasi routing suatu paket, diantaranya berisi tujuan paket serta prioritas paket mana yang harus dikirimkan terlebih dahulu. Teknik ini biasa disebut dengan label switching.

Dengan informasi label switching yang didapat dari routing network layer, setiap paket hanya dianalisa sekali di dalam router LSR di mana paket tersebut masuk ke dalam jaringan untuk pertama kali.

Kunci pengambilan keputusan pengiriman suatu paket oleh router ditentukan oleh semua sumber informasi yang dapat dikerjakan oleh sebuah label switching dengan melihat nilai suatu label yang panjangnya tertentu. Label ini biasa disebut Label Forwarding Information Base (LFIB).

Pengukuran QoS dalam jaringan MPLS dilakukan dengan cara menjaga agar setiap paket yang dikirim dalam jaringan selalu berada dalam jalur rute atau LSP-nya.

Pengukuran bandwidth dalam setiap LSP MPLS akan sangat memperhatikan besarnya bandwidth yang ada dalam jaringan akses yang mengirimkan sebuah paket(ingress edge LSR), dengan jaringan akses yang menerima paket tsb(egress edge LSR). Pengukuran bandwidth dilakukan dalam edge LSR di mana paket tersebut masuk ke dalam jaringan.

Service rate juga diukur dalam edge LSR sebuah LSP jaringan MPLS dan dipergunakan untuk mengetahui berapa kecepatan pengiriman paket dalam sebuah LSP MPLS.

Waktu delay merupakan waktu yang diperlukan sebuah paket dari sebuah ingress edge LSR ke egress edge LSR. Pengukuran waktu delay sangat diperlukan agar paket yang dikirimkan dapat disesuaikan dengan kemampuan service rate yang dimiliki setiap LSP jaringan MPLS.


sebelumnya << >> selanjutnya

Konfigurasi MPLS



Sebelum mengkonfigurasi, buatlah terlebih dahulu rangkaian jaringan seperti di atas pada GNS3. Pastikan Anda tidak lupa untuk melakukan "Idle PC" agar komputer Anda lebih ringan ketika menjalankannya.

Bagi yang belum tahu, caranya adalah dengan meng-klik kanan pada router -> pilih idle pc -> tunggu komputer menghitung waktu secara otomatis -> pilih nilai yang berbintang "*".

Nb: Jika tidak ada yang berbintang coba lagi sampai menemukan yang berbintang.

1. Langkah pertama (Mengkonfigurasi IP pada masing-masing router)
Konfigurasikan pada router R1, disini saya beri hostname P1.Perintahnya sebagai berikut :
R1> enable
R1#configure terminal

Ganti nama hostname pada router anda dengan cara ketikkan "ho (spasi) nama yang di inginkan"
R1(config)#ho P1

Setelah itu konfigurasikan masing-masing IPnya, pada R1 seperti berikut:
P1(config)# int loopback0
P1(config-if)# ip add 10.10.10.100 255.255.255.255
P1(config-if)#exit
P1(config)#int s1/0
P1(config-if)# ip add 192.168.1.1 255.255.255.252
P1(config-if)# no shut
P1(config-if)# exit
P1(config)# int s1/1
P1(config-if)# ip add 10.10.10.2 255.255.255.252
P1(config-if)# no shut
P1(config-if)#exit

Lanjutkan mengkonfigurasi R2, disini saya beri hostname P2.Seperti berikut:
R2>enable
R2#configure terminal
R2(config)#ho P2
P2(config)# int loopback0
P2(config-if)# ip add 10.10.10.101 255.255.255.255
P2(config-if)# exit
P2(config)# int s1/0
P2(config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.252
P2(config-if)#no shut
P2(config-if)#exit
P2(config)#int s1/1
P2(config-if)# ip add 10.10.10.6 255.255.255.252
P2(config-if)# no shut
P2(config-if)#exit

Selanjutnya kita mengkonfigurasi R3 yang saya beri hostname PE1.
R3>enable
R3#configure terminal
R3(config)#ho PE1
PE1(config)# int loopback0
PE1(config-if)# ip add 10.10.10.102 255.255.255.255
PE1(config-if)#exit
PE1(config)#int s1/0
PE1(config-if)#ip add 10.10.10.1 255.255.255.252
PE1(config-if)# no shut
PE1(config-if)# exit

Terakhir kita mengkonfigurasi R4 yang juga sebagai PE2, seperti berikut
R4>enable
R4#configure terminal
R4(config)#ho PE2
PE2(config)# int loopback0
PE2(config-if)# ip add 10.10.10.103 255.255.255.255
PE2(config-if)#exit
PE2(config)#int s1/0
PE2(config-if)#ip add 10.10.10.5 255.255.255.252
PE2(config-if)# no shut
PE2(config-if)#exit

2. Langkah kedua (membuat ospf)
Membuat konfigurasi ospf pada router P1 dan P2.
P1(config)#router ospf 10
P1(config-router)#router-id 10.10.10.100
P1(config-router)#network 10.10.10.100 0.0.0.0 area 0
P1(config-router)#network 10.10.10.2 0.0.0.0 area 0
P1(config-router)#network 192.168.1.1 0.0.0.0 area 0
P1(config-router)#exit

P2(config)#router ospf 10
P2(config-router)# router-id 10.10.10.101
P2(config-router)#network 10.10.10.101 0.0.0.0 area 0
P2(config-router)#network 10.10.10.6 0.0.0.0 area 0
P2(config-router)# network 192.168.1.2 0.0.0.0 area 0
P2(config-router)#exit

Selanjutnya kita membuat konfigurasi ospf pada router PE1 dan PE2
PE1(config)#router ospf 10
PE1(config-router)# router-id 10.10.10.102
PE1(config-router)#network 10.10.10.102 0.0.0.0 area 0
PE1(config-router)#network 10.10.10.1 0.0.0.0 area 0
PE1(config-router)#exit

PE2(config)#router ospf 10
PE2(config-router)# router-id 10.10.10.103
PE2(config-router)#network 10.10.10.103 0.0.0.0 area 0
PE2(config-router)#network 10.10.10.5 0.0.0.0 area 0
PE2(config-router)#exit

Ketikkan "sh ip rou" untuk mengetahui koneksi yang telah kita buat seperti gambar di bawah ini.
dari P1, P2, PE1 sampai PE2 kita lihat koneksinya.
P1

P2

PE1

PE2

3. Langkah ketiga (membuat konfigurasi MPLS pada masing-masing router)
Ini adalah bagian yang paling penting yang diperlukan untuk membentuk suatu jaringan MPLS.
P1(config)#ip cef
P1(config)#mpls ip
P1(config)#mpls label protocol ldp
P1(config)#int s1/1
P1(config-if)#mpls ip
P1(config-if)#mpls label protocol ldp
P1(config-if)#exit
P1(config)#int s1/0
P1(config-if)#mpls ip
P1(config-if)#mpls label protocol ldp
P1(config-if)#exit

P2(config)#ip cef
P2(config)#mpls ip
P2(config)#mpls label protocol ldp
P2(config)#int s1/1
P2(config-if)#mpls ip
P2(config-if)#mpls label protocol ldp
P2(config-if)#exit
P2(config)#int s1/0
P2(config-if)#mpls ip
P2(config-if)#mpls label protocol ldp
P2(config-if)#exit

PE1(config)#ip cef
PE1(config)#mpls ip
PE1(config)#mpls label protocol ldp
PE1(config)#int s1/0
PE1(config-if)#mpls ip
PE1(config-if)#mpls label protocol ldp
PE1(config-if)#exit

PE2(config)#ip cef
PE2(config)#mpls ip
PE2(config)#mpls label protocol ldp
PE2(config)#int s1/0
PE2(config-if)#mpls ip
PE2(config-if)#mpls label protocol ldp
PE2(config-if)#exit

jika sudah benar, maka ketika di ketikkan perintah "sh mpls ldp neighbor", akan tampil seperti gambar di bawah ini:
P1

P2

PE1

PE2

4. Langkah keempat (membuat konfigurasi BGP)
Kita akan membuat BGP dari router PE ke P.
PE1(config)#router bgp 1
PE1(config-router)#no auto-summary
PE1(config-router)#no synchronization
PE1(config-router)#neighbor 10.10.10.101 remote-as 1
PE1(config-router)# neighbor 10.10.10.101 update-source lo0
PE1(config-router)#neighbor 10.10.10.103 remote-as 1
PE1(config-router)# neighbor 10.10.10.103 update-source lo0
PE1(config-router)#exit

PE2(config)#router bgp 1
PE2(config-router)#no auto-summary
PE2(config-router)#no synchronization
PE2(config-router)#neighbor 10.10.10.100 remote-as 1
PE2(config-router)# neighbor 10.10.10.100 update-source lo0
PE2(config-router)#neighbor 10.10.10.102 remote-as 1
PE2(config-router)# neighbor 10.10.10.102 update-source lo0
PE2(config-router)#exit

gambar di bawah ini adalah gambar ketika kita ketikkan perintah "sh ip bgp sum" .
PE1

PE2

5. Langkah terakhir (mencoba ping dari PE1 ke PE2 dan sebaliknya)
PE1(config)#exit
PE1#ping 10.10.10.103
PE1#ping 10.10.10.5
PE2(config)#exit
PE2#ping 10.10.10.102
PE2#ping 10.10.10.1
Demikianlah cara-cara mengkonfigurasi jaringan sehingga menjadi jaringan MPLS.
Maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Semoga bermanfaat.


sebelumnya <<